Senin, 29 Juli 2013

DNS Poisoning

       DNS Poisoning adalah salah satu kesalahan dalam melakukan domain resolving yang diakibatkan oleh malicious aplication (malware, virus, dll) atau juga kesalahan aplikasi dalam konfigurasi name server, sehingga menyebabkan interne akses tidak berjalan secara normal karena permintaan resolve akan di rubah dan user akan di redirect menuju situs yang berbeda dengan sebenarnya, jika dalam jaringan kita terkena DNS Poisoning maka dapat diketahui dengan cara melakukan nslookup.

       Usaha Mencegah DNS Poisoning :

1. Penggunaan versi BIND terbaru.
Sebagian besar versi BIND lama mempunyai bug dan dapat dieksploitasi sehingga akan menimbulkan serangan. Dengan menggunakan versi terbaru diharapkan dapat meminimalkan adanya bug dan eksploitasi yang bisa dilakukan terhadap name-server karena bug pada versi sebelumnya biasanya sudah diperbaiki pada versi yang lebih baru. Jangan lupa ketika meng-upgrade baca perubahan yang ada (release notes), karena pada beberapa versi terbaru ada perubahan konfigurasi untuk mengaktifkan fitur baru dan kinerjanya.

2. Mengurangi kesalahan pada satu titik
Ada beberapa cara:

* Menyediakan server DNS lebih dari satu yang otoritatif pada tiap zone (berbeda subnet, berbeda router, berbeda koneksi).
* Menyediakan master name-server cadangan.
* Menyediakan name-server cadangan untuk resolution.

3. Pembatasan zone-transfer
Melakukan pembatasan zone-transfer hanya kepada secondary name-server atau mesin yang benar-benar mempunyai authority terhadap informasi atau data pada zone yang bersangkutan. Pada /etc/named.conf tambahkan baris allow transfer { [ip-atau-jaringan-yang-boleh-melakukan-zone-transfer]}; di bagian options atau zone. Contoh:

4. Membatasi dynamic update
Dynamic update harus dibatasi pada server DNS kita dari permintaan update informasi host/domain. Pada /etc/named.conf tambahkan baris allow update { [ip-atau-jaringan-yang-boleh-melakukan-update]}; di bagian options atau zone. Contoh:

5. Pembatasan query
Membatasi query atau permintaan terhadap data atau informasi yang ada dalam database-cache atau berkas zone server DNS. Pada /etc/named.conf tambahkan baris allow query { [ip-atau-jaringan-yang-boleh-melakukan-query]}; di bagian options atau zone. Contoh:

6. Membatasi permintaan rekursif
Dengan pembatasan permintaan rekursif pada server DNS maka dapat meminimalkan ancaman DNS spoofing/cache poisoning. Permintaan rekursif dapat dibatasi dengan options allow-recursion. Contoh:

7. Membagi fungsi dua name-server.
Pembagian fungsi dari name-server yaitu:

* Fungsi untuk menerima dan menjawab query akan menghindari adanya kelebihan beban pada server DNS kita terutama permintaan resolving yang banyak.
* Fungsi untuk name-server jaringan internal dan eksternal untuk menghindari informasi atau data dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

Ketika kita mencoba membuat dua server DNS, kita membutuhkan dua komputer server (perangkat keras). Dengan BIND versi 8 ke atas kita dapat membuat dua name-server dalam satu komputer sehingga kita dapat membagi name-server untuk menerima dan menjawab query atau permintaan resolving nama domain.

8. Menolak permintaan versi BIND
Permintaan versi perangkat lunak BIND biasanya dilakukan penyerang untuk mengetahui versi dari BIND dan akan membandingkan dengan daftar versi yang mempunyai kelemahan. Selanjutnya si penyerang akan menyerang dengan serangan atau eksploitasi yang spesifik pada versi BIND tertentu. Kita harus menolak permintaan versi dan mencatat permintaan tersebut, yaitu dengan mengedit /etc/named.conf dan zone. Contoh:
localhost.

9. Menjalankan named sebagai pengguna biasa atau non-root.
Penggunaan account root untuk menjalankan named adalah tindakan yang penuh resiko. Orang lain atau penyusup dapat mengekploitasi atau memanfaatkan kelemahan layanan yang dijalankan oleh root sehingga dia bisa mendapatkan hak root dengan eksploitasinya. Tambahkan pengguna baru misal: named, set direktori kerja /var/named/, pastikan pengguna named hanya dapat menjalankan program name-server named saja.

10. useradd -d /var/named/ -s /bin/false named

# groupadd named

Pastikan pengguna named mempunyai hak akses pada direktori kerja named (/var/named/), berkas zone dan juga hak untuk menulis pid dari named. Jalankan named dengan mengetikkan:

# /usr/sbin/named -u named -g named

11. Konfigurasi antarmuka dimana named mendengarkan permintaan resolving host/domain.
Dengan mengkonfigurasi antarmuka jaringan (misal kartu jaringan eth0) untuk mendengarkan atau listening pada port 53 maka dapat membatasi jaringan mana yang dapat mengirimkan query atau permintaan resolving nama domain terhadap server DNS. Contoh:

listen-on { 192.168.3.1;};

12. Kontrol akses untuk host-host yang dipercaya.
Kontrol akses atau Access Control Lists (ACL) ini dapat membatasi layanan DNS kepada host/jaringan yang dipercaya yaitu dengan memasukkan data host dan jaringan tersebut ke dalam berkas konfigurasi. Data atau informasi database-cache server DNS hanya dapat diakses oleh host dan jaringan yang terpercaya sehingga mempersempit kesempatan seorang penyusup untuk melakukan pengambilan data host dan jaringan pada suatu perusahaan. Contoh: Deklarasi ACL dengan nama "dalam" untuk jaringan internal.



13. Chroot Jail
Teknik ini akan menghindari named digunakan oleh penyusup untuk melakukan modifikasi filesystem serta menghindari adanya buffer overflow.
Secara umum langkah menjalankan named dengan lingkungan chroot() yaitu: Pilih direktori kerja named misal /var/named/, jika anda menginginkan direktori lain bisa anda buat sendiri. Salin berkas-berkas yang penting untuk menjalankan named: named (binary), named.conf, zone. Jalankan named dengan option -t.

# /usr/sbin/named -u named -t /var/named/

14. Mematikan layanan yang tidak perlu dan mem-filter lalu lintas data.
Layanan-layanan yang tidak digunakan pada host yang menjalankan name-server sebaiknya dimatikan selain itu juga perlu dilakukan pem-filteran-an lalu lintas data.
Lalu lintas atau permintaan yang menuju port 53/tcp dan port 53/udp diijinkan tetapi tetap di-filter dan dibatasi melalui konfigurasi name-server. Layanan lain pada host yang masih digunakan dapat di-filter menggunakan firewall.

15. Memonitor server DNS dan berita keamanan BIND.
Seiring dengan waktu keamanan menjadi ancaman bagi sistem kita. Untuk memperkecil atau mempersempit terjadinya pemanfaatan kelemahan sistem kita terutama server DNS maka kita harus tetap memonitor server (monitor berkas catatan/log sistem) dan mengikuti informasi melalui mailing-list keamanan BIND ataupun di website keamanan/sekuriti. Di milis dan website tersebut biasanya tersedia informasi kelemahan-kelemahan yang terjadi pada suatu perangkat lunak ataupun sistem dan cara mencegahnya.

0 komentar: